Saturday, July 21, 2007

90% Budidaya Mutiara Masih Dikuasai Asing

http://www.e-bursa.com/

Wednesday, 11 July 2007 03:19:00

JAKARTA, Investor Daily

Dirjen Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Made L Nurjana menyayangkan tingginya dominasi asing di sektor budidaya mutiara di Indonesia. Saat ini, investor asing masih menguasai sekitar 90% budidaya mutiara di Tanah Air, padahal pembudidayaannya relatif gampang.

“Sekitar 90% budidaya mutiara masih dikuasai investor asing, yang berasal dari Australia dan Jepang. Ini sangat saya sayangkan, karena budidaya mutiara sebenarnya sangat gampang dan tidak tergantung cuaca,” kata Made kepada Investor Daily di Jakarta, baru-baru ini.

Made menegaskan, sedikitnya pemain lokal yang mengembangkan budidaya mutiara terutama karena kendala modal. Pasalnya, bank-bank besar masih enggan memberi kredit kepada pengusaha lokal, meski budidaya mutiara sangat menguntungkan.

“Investor lokal sulit mengembangkan usaha di budidaya mutiara, karena susah mendapat kredit dari perbankan. Saya menyesalkan kurangnya perhatian dari kalangan perbankan terhadap usaha budaya perikanan dalam negeri, yang memiliki potensi ekspor besar,” ujar Made.

Selain menguntungkan, menurut Made, budidaya mutiara bisa dikerjakan oleh rakyat dan bisa mengandalkan sumber daya alam yang sudah ada. Mutiara yang dihasilkan di Indonesia merupakan mutiara Laut Selatan ( South Sea pearl ) yang juga dijuluki The Queen of Pearls .

“Budidaya mutiara cocok dikerjakan oleh rakyat, karena kerang itu cuma butuh air asin, tidak perlu diberi makan. Investasinya membutuhkan modal sekitar Rp 20 juta untuk 30.000 bibit (dua long line ),” kata Made.

Pasok 50% Pasar Global

Pada periode 2000-2004, rata-rata volume ekpor mutiara Indonesia mencapai 21,38 kilogram (kg). Harga rata-ratanya sebesar US$ 2.333,60 per kg atau setara Rp 21.063 per gram. Sementara itu, harga e mas logam mulia sekitar Rp 186.500 per gram, emas 24 karat Rp 180.500 per gram, dan emas 22 karat Rp 170.000 per gram.

Menurut Made, jika mutiara Indonesia terus dikembangkan dengan baik, Indonesia bisa menjadi pemasok 50% perhiasan berharga itu di pasar global. Saat ini, produksi mutiara Indonesia sekitar 16 ton per tahun.

“Produksi mutiara Indonesia memang sudah termasuk cukup besar, namun seharusnya budidaya ini dikembangkan secara luas,” papar Made.

Made mengakui, ada sebagian pengusaha yang tidak menginginkan budidaya mutiara dikembangkan terlalu luas, karena khawatir bisa menurunkan harganya. Menurut dia kekhawatiran itu tidak beralasan, karena harga mutiara sangat tergantung kualitasnya.

“Meskipun produksi Indonesia berlimpah, harga mutiara yang berkualitas sangat tinggi di pasar ekspor. Sedangkan yang mutunya kurang baik bisa untuk pasar dalam negeri,” tegas Made.

Berdasarkan data Kementerian Negara Riset dan Teknologi, k erang yang berperan sangat penting di bisnis mutiara adalah jenis Pinctada . Mutiara itu dihasilkan secara alami dan lewat budidaya.

Di Indonesia, p usat pengembangan budidaya Pinctada maxima tersebar di Lampung, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Selain Pinctada maxima , kerang mutiara lain yang bisa dibudidayakan di sini adalah Pinctada margaritifera, Pinctada fucata, Pinctada lentiginosa dan Pteria penguin.

Di tempat terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo Soegarenda mengatakan, ekspor mutiara berkontribusi besar terhadap pendapatan daerahnya. Dari Januari 2007, ekspor mutiara cenderung meningkat.

“Pada Januari-Maret 2007, ekspor mutiara dan batu permata meningkat sangat tajam dibanding komoditas yang lain, yakni naik 42,25% menjadi US$ 67.994,” ucap Soegarenda seperti dikutip Antara .

Dia menjelaskan, ekspor mutiara dan batu permata kini menduduki peringkat I, mengalahkan bungkil kopra dan kayu yang selama ini merupakan komoditas andalan ekspor Gorontalo. Wakil Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail menambahkan, bisnis mutiara di daerahnya berprospek cerah. Oleh karena itu, pihaknya memberi dukungan sepenuhnya kepada para pengusaha yang hendak mengembangkan budidaya kerang mutiara. (c107/en)